Minggu, 23 Agustus 2015

Karya Sastra Beserta Contoh Karyanya


KARYA SASTRA BESERTA CONTOH KARYANYA
Karya Sastra Angkatan 20-an
   Disebut Angkatan Dua Puluhan karena novel yang pertama kali terbitadalah novel Azab dan Sengsara yang diterbitkan pada tahun 1921 oleh Merari siregar. Disebut pula sebagai Angkatan Balai Pustaka karna karya-karya tersebut banyak diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka.

1.      Nur Sutan Iskandar
Lahir di Maninjau tahun 1893
Hasil karyanya:
a.       Karangan asli
Salah pilih (dikarang dengan nama samaran Nur Sinah tahun 1928), Karena Mertua (tahun 1932), Hulubalang Raja (novel sejarah oleh Teeuw dipandang yang terbaik), Katak Hendak Jadi lembu, Neraka Dunia (1973), Cinta tanah Air (novel yang terbit pada jaman Jepang tahun1944), Mutiara (1946), Cobaan (1947), Cinta dan Kewajiban (dikarang bersama dengan I.Wairata).
b.      Karangan terjemahan
Anjing Setan – A. Canon Doyle, Gidang Intan Nabi Sulaiman – Rider Haggard, Kasih Beramuk dalam Hati – Beatrice Harraday, Tiga Panglima Perang - Alexander Dumas, Graaf De Monto Cristo – Alexander Dumas, Iman dan Pengasihan – H Sien Klewiex, Sepanjang Gaaris kehidupan – R Casimir.
c.       Karangan saduran
Pengajaran Di Swedwn – Jan Lightair, Pengalaman Masa Kecil – Jan Lighard, Pelik-pelik Kehidupan – Jan Lighard, Si Bakil – Moliere Lavare, Abu Nawas, Jager Bali, Korban Karena Penciiptaan, Apa Dayaku karena Aku Seoarng Perempuan, Dewi Rimba
d.      Catatan harian
Ujian Masa (21-7-1947 s/d 1-4-1948)
2.      Abdul Muis
Lahir di Minangkabau
Hasil karyannya : Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1933), Suropati (1950) - novel sejarah, Robert Anak suropati (1953) – novel sejarah, Sebatang Kara (Hector Mallot) – karangan terjemahan.
3.      Marah Rusli
Lahir di Padang 7 Agustus 1989 dan meninggal di Bandung 17 Januari 1968.
Karya-karyanya: Siti Nurbaya (1922) – Sub judul Kasih Tak Sampai, Anak dan Kemenakan (1956), Memang Jodoh – La Harni (1952).
4.      Aman Datuk Majaindo
Lahir di Solok pada tahun 1896.
Karya-karyanya: Si Doel Anak Betawi (cerita anak-anak), Anak Desa (cerita anak-anak), Si Cebol Rindukan Bulan (1934), Menebus Dosa, Perbuatan Dukun - Rusmala dewi (dikarang bersama S. Harja Sumarta), Sebabnya Rapiah Tersesat (1934), Syair Si Banso (Gadis Durhaka) terbit tahun 1931 – Kumpulan Syair, Syair Gul Bakawali (1936) – Kumpulan Syair.
5.      Muhammad Kasim
Lahir tahun 1886
Karya-karyanya : Pemandangan Dunia Anak-anak, Teman Dukun (kumpulan cerpen), Muda Terung, Pengeran Hindi, Niki Bahtera.
6.      Tulis Sutan Sati
Hasil karyanya:
a.       Karangan yang berbentuk novel:
Tidak Membalas Guna (1932), Memutuskan Pertalian (1932), Sengsara Membaaw Nikmat (1928).
b.      Cerita lama yang disadur dalam bentuk syair:
Siti Marhumah yang Saleh, Syair Rosida.
c.       Hikayat lama yang ditulis kembali dalam bentuk prosa liris:
Sabai Nan Aluih
7.      Selasih dan Sa’adah Alim
Selasih sering memakai nama samaran Seleguri atau Sinamin.
Lahir tahun 1909
Karya-karyanya: Kalau Tak Ujung (1933), Pengaruh Keadaan (1973).
Sa’adam Alim
Karya-karyanya: Pembalasannya (1941) – sebuah sandiwara, Taman Penghibur Hati (1941) – kumpulan cerpen, Angin Timur angina Barat (Preal S. Buck) – karya terjemahan.
8.      Merari Siregar
Hasil karyanya: Azab dan Saengsara (1920)
9.      I Gusti Njoman Pandji Tisna
Karya-karyanya: Ni Rawi Ceti Penjual Orang (1935), I Swasta Setahun di Bedahulu (1941), Sukreni Gadis Bali, Dewi Karuna (1938), I Made Widiadi (Kembali Kepada Tuhan)
10.  Paulus Supit
Hasil karyanya: Kasih Ibu (1932)
11.  Suman H.S
Lahir di Bengkalis
Karya-karyanya: Kasih Tak Terlarai (1929), Percobaan Saetia (1931), Mencari Pencuri Anak Perawan (1932), Kawan Bergelut (1938) – Kumpulan Cerpen.

SALAH ASUHAN
Abdul Muis
Hanafi adalah seorang anak pribumi yang berasal dari Solok. Ibu hanafi adalah seorang janda, yang suaminya sudah meninggal semenjak hanafi masih kecil. Ibu hanafi sangat menyayanginya. Meskipun sudah menjanda, ibunya berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya mengirim Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi. Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari orang-orang Belanda. Setelah lulus sekolah di HBS, pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok.
Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah lakunya serta gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan. Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda asli. Selama ia bergaul dengan orang-orang Eropa dan setiap hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis Eropa yang bernama Corrie. Dalam kesehariannya Hanafi dan Corrie memanglah sangat dekat, hubungan keduanya seperti kakak dengan adiknya. Mereka sering jalan-jalan berdua, main tenis bahkan duduk-duduk sambil menikmati segelas teh pun juga berdua. Karena hubungan mereka sangat amat dekat, maka Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain.
Hanafi sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan sekedar hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya, melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi selalu bertemu dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja. Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih nampak seperti biasanya. Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika Hanafi mengungkapkan isi hatinya, Corrie tidak langsung memberi jawaban kepada Hanafi, melainkan segera berpamitan pulang dengan alasan yang tidak jelas. Keesokan harinya, Corrie pergi meninggalkan Solok menuju Betawi. Maka dikirimkan surat kepada Hanafi, yang isinya penolakan secara halus mengenai pernyataan Hanafi pada tempo hari.
Corrie merasa sangat tidak mungkin menerima Hanafi, karena perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa eropa. Selain itu Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika menikah dengan orang melayu. Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama beberapa hari. Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh ibunya, dan selama itu pula Hanafi sering mendapat nasihat dari ibunya. Ibunya menasihati dan membujuk Hanafi agar menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya. Karena pada saat Hanafi bersekolah di HBS, mamaknyalah yang mencukupi kebutuhan Hanafi. Mendengar bujukan Ibunya, Hanafi sangat amat marah, karena Hanafi sungguh tidak mengetahui siapakah Rapiah itu dan Hanafi hanya suka kepada Corrie, yang telah menolak cintanya.
Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak mamak, Sultan Batuah. Perjodohan itu dikarenakan Ibu Hanafi berhutang budi kepada Sultan Batuah. Setelah mendapat bujukan dari Ibunya, akhirnya Hanafi menerima perjodohan itu, meskipun dengan sangat terpaksa. Dua tahun sudah usia pernikahan Hanafi dan Rupiah, dan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Syafei. Pernikahan yang tidak didasari dengan rasa cinta itu membuat rumah tangga mereka tidak pernah tentram. Setiap hari Hanafi selalu memaki-maki istrinya karena hal yang sepele. Namun Rapiah hanya diam dan tidak pernah melawan semua perlakuan suaminya.
Hal itulah yang membuat Ibu Hanafi kagum kepada Rapiah, hingga suatu hari Hanafi murka kepada Ibunya. Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi. Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus berobat ke Betawi. Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan dengan seorang gadis eropa, yang tidak lain adalah Corrie. Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin. Sudah satu minggu Hanafi meninggalkan Solok, setelah itu Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai commies. Meskipun gaji awal cukup kecil, namun hanafi sangat senang. Karena dia dapat bertemu dengan Corrie setiap hari.
Hanafi berusaha keras untuk mendapatkan Corrie, hingga hanafi rela berubah kewarganegaraan menjadi Eropa. Setelah itu, Hanafi memohon kepada Corrie untuk menerima ajakan pertunangannya. Karena rasa ibanya kepada Hanafi, Corrie terpaksa menermanya. Meskipun Corrie harus menerima resiko, yaitu dijauhi oleh teman-teman eropanya, Pesta pertunangan mereka dilakukan dikediaman rumah teman Belandanya, namun tuan rumah nampak tidak begitu suka dengan pertunangan itu. Karena dia tidak suka bergaul dengan orang Belanda berkulit sawo matang.
Meskipun Rapiah dan Ibunya tahu jika Hanafi akan menikah Corrie, namun Rapiah tetap menunggu kedatangan Hanafi. Karena Ibu Hanafi sangat sayang kepada Rapiah, bahkan sayangnya melebihi rasa sayangnya kepada Hanafi. Hanafi dan Corrie sudah menjadi suami istri, maka tinggalah mereka dalam satu rumah. Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga Hanafi dan Corrie sudah tidak tentram lagi. Karena sifat Hanafi yang keterlaluan, sampai menuduh Corrie berzina dengan orang lain. Karena kehidupannya yang dalam kondisi tidak jelas, Bangsa Eropa maupun Bangsa Melayu sudah tidak mau mengakui Hanafi, karena keangkuhan dan kesombongannya. Pada akhirnya Corrie pergi ke Semarang untuk menghindari Hanafi. Namun pada suatu hari, Hanafi menerima surat yang memberi tahukan bahwa Corrie berada di Semarang.
Setelah beberapa hari, Hanafi nekat pergi ke Semarang untuk mencari Corrie dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim. Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Corrie ridak dapat ditolong lagi. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang ke Solok untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Hanafi sampai di Solok, ia jatuh sakit karena menelan 6 butir sublimat, yang menyebabkan Hanafi terus muntah darah dan akhrinya merenggut nyawanya.

Karya Sastra Angkatan 30-an
Angkatan ‘30-an (Pujangga Baru) merupakan angkatan yang berani menampilkan perubahan dari angkatan ‘20-an. Perubahan ini tercermin dalam tema-tema yang diangkat tidak lagi terpengaruh oleh budaya dan adat masyarakat lama. Tokoh yang menonjol dalam angkatan ini antara lain, Armin Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisyahbana. Karya sastra yang menonjol pada saat itu adalah novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.

B.       Ciri-ciri Karya Sastra Angkatan ‘30
1)      Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern, gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa.
2)      Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa, tetapi mencakup masalah yang kompleks, seperti emansipasi wanita, kehidupan kaum intelek, dan sebagainya,
3)      Bentuk puisinya adalah puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari Italia yang terdiri dari 14 baris,
4)      Pengaruh barat terasa sekali, terutama dari Angkatan ’80 Belanda.
5)      Aliran yang dianut adalah romantik idealisme, dan
6)      Setting yang menonjol adalah masyarakat penjajahan.

C.      Bentuk karya sastra Karya Sastra Angkatan ‘30
1.        Puisi
·           Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
o   Puisinya berbentuk puisi baru, bukan pantun dan syair lagi,
o   Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima,
o   Persajakan (rima) merupakan salah satu sarana kepuitisan utama,
o   Bahasa kiasan utama ialah perbandingan,
o   Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah,
o   Hubungan antara kalimat jelas dan hampir tidak ada kata-kata yang ambigu,
o   Mengekspresikan perasaan, pelukisan alam yang indah, dan tentram.
·           Puisi baru berdasarkan isinya yaitu :
o   Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
o   Himne adalah puisi pujaan untuk tuhan, tanah air, atau pahlawan.
o   Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
o   Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
o   Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
o   Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
o   Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
2.        Prosa
·           Ciri-ciri puisi pada angkatan pujangga baru yaitu :
o   Berbentuk prosa baru yang bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat),
o   Masalah yang diangkat adalah masalah kehidupan masyarakat sehari-hari,
o   Alurnya maju,
o   Tidak banyak sisipan-sisipan cerita sehingga alurnya menjadi lebih erat,
o   Teknik perwatakannya tidak menggunakan analisis langsung. Deskripsi fisik yang sedikit,
o   Sudut pandang orang ketiga,
o   Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan, pepatah, dan peribahasa,
o   Bentuknya roman, cerpen, novel, kisah, drama. Berjejak di dunia yang nyata, berdasarkan kebenaran dan kenyataan,
o   Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan Barat
o   Dipengaruhi siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas, dan
·           Prosa baru berdasarkan isinya yaitu :
o   Roman adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama dari kecil sampai mati, mengungkap adat/aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail/menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. Contoh: karangan Sutan Takdir Alisjahbana: Kalah dan Manang, Grota Azzura, Layar Terkembang, dan Dian yang Tak Kunjung Padam
o   Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa atau Prof. Dr. B.I Habibie atau Ki hajar Dewantara.
o   Otobiografi adalah karya yang berisi daftar riwayat diri sendiri.
o   Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya terplih beberapa orang. Contoh Laut Biru Langit Biru karya Ayip Rosyidi
o   Kisah adalah riwayat perjalanan seseorang yang berarti cerita rentetan kejadian kemudian mendapat perluasan makna sehingga dapat juga berarti cerita. Contoh: Melawat ke Jabar – Adinegoro, Catatan di Sumatera – M. Rajab.
o   Cerpen adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa kehidupan manusia, pelaku, tokoh dalam cerita tersebut. Contoh: Tamasya dengan Perahu Bugis karangan Usman. Corat-coret di Bawah Tanah karangan Idrus.
o   Novel adalah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan kehidupan orang-orang. Contoh: Roromendut karangan YB. Mangunwijaya.
o   Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yangs ifatnya objektif dan menghakimi.
o   Resensi adalah pembicaraan/pertimbangan/ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
o   Esei adalah ulasan/kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.

Karya Sastra Angkatan 45-an
Angkatan ’45 merupakan angkatan yang lahir pada masa sebelum dan awal kemerdekaan, Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan ‘45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik – idealistik. Sehingga karya sastra angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan. Angkatan ini memiliki konsep seni yang diberi judul “Surat Kepercayaan Gelanggang”. Konsep ini menyatakan bahwa mereka ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Penulis yang termasuk angkatan ’45 adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Idrus, Achdiat K. Mihardja, dan masih banyak penulis lainnya. Karya sastra yang dihasilkan oleh angkatan ini diantaranya yang terkenal adalah Kerikil Tajam, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, Atheis, dan banyak lainnya.
Ciri-ciri Angkatan ’45 adalah:
  •          Terbuka
  •          Pengaruh unsur sastra asing lebih luas
  •          Corak isi lebih realis, naturalis
  •          Individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis
  •          Penghematan kata dalam karya
  •          Ekspresif
  •          Sinisme dan sarkasme
  •          Karangan prosa berkurang, puisi berkembang

Contoh sastra pada masa Angkatan ’45:
  •          Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin)
  •         Deru Campur Debu (Chairil Anwar)
  •          Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil Anwar)
  •          Pembebasan Pertama (Amal Hamzah)
  •          Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo)
  •          Tandus (S. Rukiah)
  •          Puntung Berasap (Usmar Ismail)
  •          Suara (Toto Sudarto Bakhtiar)
  •          Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang)
  •          Dalam Sajak (Sitor Situmorang)
         Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)

Karya Sastra Angkatan 66-an
Angkatan ini lahir di antara anak-anak muda dalam barisan perjuangan. Angkatan ini mendobrak kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin yang salah urus. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut ditegakkannya keadilan dan kebenaran.
Ciri-ciri sastra pada masa Angkatan ’66 adalah: bercorak perjuangan antitirani, protes politik, anti kezaliman dan kebatilan, bercorak membela keadilan, mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan, berontak terhadap ketidakadilan, pembelaan terhadap Pancasila, berisi protes sosial dan politik. Hal tersebut diungkapkan dalam karya sastra pada masa Angkatan ’66 antara lain: Pabrik (Putu Wijaya), Ziarah (Iwan Simatupang), serta Tirani dan Benteng (Taufik Ismail).


Contoh Karya :
1.      Berontak terhadap Sistem pemerintahan yang buruk
Kau tertawa diatas kekuasaan
Kau diam dalam tahumu
Apa yang kau kerjakan disana?
Ribuan rakyat mengeruk sejumput tanah demi hidup
 Diam-diam kau merayap  bersama kekuasaan
Menindas tubuh kecil tak berdaya
Bertopeng malaikat tapi menikam
Membela tapi memindas
Berjuta manusia berharap untuk hari esok
Tapi kau remuk redam mereka
Kau hancurkan dengan seonggok harapan kosong
Kau hitamkan dengan janji-janji tiada  arti
Penindasan Para Penguasa  Kurnia laelasari

2.      Bercorak perjuangan anti tirani proses politik, anti kezaliman dan kebatilan
Kawan dengarkanlah
Kengerian terlalu lama
Di tanah yang harusnya kita merasa bangga
Bila kau tak bicara
Kita lelah menanam dusta
Bukankah menderita adalah kita juga?
Hey Negeri ???
Kapankah akan berhenti !
Hey Negeri ???
Kapankah mungkin kita akhiri !
Hey NegeriRindy Wahyu Budi P.”

3.    Bercorak membela keadilan
Kau para penjahat bersragram
 Lihatlah, para gelandangan kelaparan
Beratapkan langit, beralaskan jalan
 Mengais sampah mencari makan
 Tak pernah mereka rasakan
 Dunia dengan penuh kemewahan
Disatu sisi,
 Negara ini Negara demokrasi
Hukumpun kita taati
Tapi mereka tak pernah menerima aspirasi
Mereka abaikan demonstrasi
Memimpin Negara dengan emosi
Sidang pun anarki
 Hingga puisi pun mereka kali
Antara penjahat dan pejabat Deta ervita sari

4.       Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan

            Kenapa kau beri hutang di negeri asing            kenapa  kau wariskan ekonomi yang bikin pusing            kenapa kau ceritakan saat ini puing-puing frustasi            hanya para korupsi, yang buat rakyat mati berdiri            tanah air ku, disini kutumpahkan darah ini            disini dulu kami berjuang hingga mati            disini dulu kami saling berjuang            melupakan perbedaan ras, agama dan suku untuk menang            tanah air ku, mengapa sekarang kau suram            kenapa tanah air mu terbengkang            kenapa keindahan ini tak lagi cemerlang            kenapa penghunimu hanya berebut jabatan dan kekayaan            dari sudut pedesaan            dari sudut perkotaan            masih ada generasi-generasi muda yang berjuang            berpikir dan mencoba bangkit dari keterpurukan            kami disini masih cinta            kami disini masih sayang            tanah air ku  satu bernama Indonesia            negeri ku bhineka tunggal ika
Indonesia Tanah Air Ku“ Heru Nurananto “

5.      Banyak mengemukakan cerita-cerita dan kepercayaan rakyat sebagai pokok-pokok sajak balada.
Biarkanlah mereka tenang
Biarkanlah mereka damai
Dan biarkanlah mereka menjadi diri sendiri
Jangan sampai kau sedikitpun
Membuat mereka marah
Mereka murka
Atau mereka yang akan memakan kita !!!
Dewi Sri akan selalu memberikan butiran-butiran suci
Dan langit akan selalu meneteskan air matanya
Biarkan semua itu
Sebuah berkah yang maha
Agar kita belajar bijaksana
Rawat, Lindungi, berilah kasih sayang
Jangan sampai jadi durhaka
Hanya ini lah cara kita !
Cara Kita “ Puput Alviani”

6.      Ada gambaran suasana muram karena menggambarkan hidup yang penuh penderitaan

Jika kupaksakan dengan peluh jua
Tetap saja hanya untuk makan sehari
Terkadang ingin kuberdiam saja
Melawan suara risau nyanyian perut

Hidup hari ini
Bergantung pada kerja kemaren
Hidup besok
Bergantung pada kerja hari ini
Jika kutadahkan tangan meminta
Hatiku remuk menolak hina
Jika teringat nasib untuk berubah
Ragaku rapuh menopang gagal
Demi Sesuap Saja Selvia

7.      Mengungkapkan masalah-masalah sosial; kemiskinan,  pengangguran,  perbedaan kaya miskin yang besar, belum adanya pemerataan hidup
Di sudut ingar bingar kota diacuhkan
Terasingkan  dari  kelayakan
Menatap haru hidup di hari esok
Hari  untuk menyambung urat nadi
Jiwanya tangguh menerjang badai kemiskinan
Raganya nestapa melawan arus kenyataan
Tak terperi tergerus oleh  ketidakadilan
Meraung melawan kenyataan
Dia bagaikan suara katak di malam hujan
Di acuhkan di sudut kota besar
Hanya teman kemiskinan yang setia
Hanya nafas yang masih tersisa
Derita Di Sudut Kota Kurnia Laelasari

8.      Protes sosial dan politik
Terlalu jauh perkataannya
Tak nampak rata ataupun sama
Semua terlihat sangat jauh beda
Bla , , ,bla, , ,bla, , ,bla, , ,
Pandai benar bermain kata – kata

Entah benar ,  entah salah
Tak ada yang mengira
Ngoceh sana, ngoceh sini
Mengumbar janji tanpa bukti
Kau memang pandai bersilat lidah
Kau pandai juga memutar balik fakta
Dasar tikus politik !
Tak tau norma, Tak paham pula agama
Buta mata karena harta
Telanjangilah matamu,
Tak nampak kah kehidupan sekitarmu ?
Wajah-wajah tergusur yang hanya dapat
Melihat tingginya kopiah yang kau kenakan
Dasar tikus politik !
Tak hanya buta mata
Namun, Buta hati dan telinga !!
Tikus Politik “ Puput Alviani “